Menjajakan diri di pinggir jalan memang sudah menjadi pekerjaan sehari-hari bagi "D", perempuan paruh baya yang sudah memiliki dua orang anak ini. "D" biasa mangkal di Jalan Imam Bonjol Semarang, dan selalu berangkat diantar suaminya.
Sehari-hari, uang yang didapatkannya memang tidak menentu. Tapi saat ramai, ia bahkan bisa melayani 10 laki-laki mulai pukul 21.00 hingga pukul 05.00 WIB. Sebagian besar pelanggannya merupakan orang luar kota atau yang bukan berasal dari wilayah tersebut.
Sehari-hari, uang yang didapatkannya memang tidak menentu. Tapi saat ramai, ia bahkan bisa melayani 10 laki-laki mulai pukul 21.00 hingga pukul 05.00 WIB.
"Mereka yang 'pakai' yang biasa turun dari kereta, ramainya kalau liburan dan akhir pekan," kata "D" dalam perbincangan dengan Kompas.com belum lama ini.
Melihat kondisinya yang sudah memiliki dua anak, dan semakin tua, "D" mengaku tidak pernah menawarkan harga yang mahal kepada para lelaki yang membutuhkan jasanya. Jika beruntung, ia bisa menawarkan harga Rp 200.000, namun jika tidak, biasanya ditawar Rp150.000 atau Rp100.000. Bahkan, jika sudah terpaksa sampai larut malam dan tidak ada juga yang menawar, perempuan di kawasan ini bisa saja melakukan obral.
"Yang penting bisa dapat uang, kadang ada juga yang belum laku akhirnya hanya mendapat sisa Rp 30.000 dari bayar kamar, ya sudah iya saja. Mau bagaimana lagi? namanya jualan kan nggak selalu laku dan nggak selalu ramai," tuturnya.
"D" sendiri mengaku sudah melakukan pekerjaan ini sejak usia 15 tahun. Pertama kali keperawanannya dijual karena ia yang dulunya anak jalanan, ingin memiliki sebuah handphone.
"Ingin punya hp nggak ada duit, ada teman nawari mau nggak diajak om-om nanti dikasih hp? Ya mau saja karena waktu itu saya juga masih kecil. Ternyata tidak diberi hp, tapi diberi uang. Ya sudah ta'belikan hp, dan masih ada sisa uang. Akhirnya sampai sekarang," kata "D" menutup kisahnya.
sumber
Foto Gadis Cantik & Seksi :
Jangan lupa di like dan Follow Twitter | @osserem
0 komentar:
Posting Komentar