Belum cukup menjarah produk Indonesia, seperti Batik, Reog Ponorogo, dan lainnya, Malaysia kembali bikin ulah.
Negeri Jiran itu menjarah timah di Propinsi Bangka Belitung. Itulah teriakan para karyawan dari Ikatan karyawan PT Timah (Persero) Tbk (IKT) saat menggelar apel akbar di Kantor Pusat PT Timah (Persero) Tbk, Jakarta, Senin (01/10), sian tadi.
Ketua IKT, Wirtsa Firdaus, dipilihnya tanggal 1 Oktober, yang merupakan hari Kesaktian Pancasila, tidak lain untuk mengobarkan semangat nasionalisme seluruh karyawan PT Timah (Persero) Tbk, agar tidak gentar menghadapi berbagai tekanan yang dilancarkan antek Malaysia.
"Aksi ini sengaja digelar bertepatan dengan hari Kesaktian Pancasila, untuk menggugah dan mengobarkan semangat nasionalisme karyawan, agar tidak gentar menghadapi berbagai tekanan antek Malaysia" tegas Wirtsa.
Menurut Wirtsa, Apel Akbar ini klaim sebagai simbol keprihatinan, sekaligus perlawanan terhadap berbagai bentuk praktik ilegal mining di Bangka Belitung yang diduga telah dibekingi oleh pemodal dari Malaysia.
Praktik ilegal mining di Bangka Belitung tidak hanya melibatkan masyarakat biasa, bahkan diduga telah melibatkan pejabat tinggi di Provinsi itu.
Ironisnya,hingga kini tetap tak terendus oleh aparat penegak hukum.
"Situasi tersebut, benar-benar membuat kami prihatin, pasalnya negara dan masyarakat Indonesia harus menanggung kerugian material sekaligus non material, terutama jika praktik ilegal mining tetap dibiarkan maka lingkungan di Bangka Belitung bakal semakin parah" tukas Wirtsa.
Sementara itu, Ketua Steering Comitte Gerakan Perjuangan Karyawan Timah, Arius Dimara, mengatakan Apel Akbar dilaksanakan secara serentak pada pukul 09.00 WIB di seluruh wilayah operasi mulai dari Kantor Pusat PT Timah (Persero) Tbk di Pangkalpinang, Sungailiat, Belinyu, Jebus, Muntok, Toboali, Jakarta, Cilegon, Belitung, dan Kundur, merupakan inisiatif Ikatan Karyawan Timah (IKT) dan pengurus
wilayah masing-masing.
sumberJangan lupa di like dan Follow Twitter | @osserem
0 komentar:
Posting Komentar