Bandung, Marhaen yang terlupakan. Mungkin itu kata-kata yang cukup pas melukiskan makam Marhaen di Kampung Cipagalo, RT 04/03, Kelurahan Mengger, Bandung Kidul, Kota Bandung. Marhaen adalah seorang petani kecil yang menginspirasi presiden pertama RI, Soekarno. Soekarno mendengungkan nama Marhaen dalam pidato pembelaan Indonesia Menggugat, Agustus 1930. Puluhan tahun kemudian, tak banyak yang peduli dengan Marhaen, keluarga Marhaen, bahkan makam Marhaen. Bangunan makam Marhaen berukuran sekitar 3x4 meter persegi tersembunyi di daerah pinggir permukiman masyarakat Bangunan permanen itu diwarnai cat krem, berlantai keramik putih. Tampak seperti bangunan baru di antara bangunan di sekitarnya. Ada dua makam di dalamnya, milik Marhaen, satu lagi milik istrinya, Arsama. Dua makam bercat merah kecoklatan itu sejajar. Bangunan makam yang baik itu, ucapnya, berkat bantuan seseorang. Ada sebuah tugu batu di atas kepala dua makam itu. Pada tugu batu itu tertulis, Marhaen wafat pada 1943. Para tugu yang sama tertera nama Soekarno, 'Bung Karno penyambung lidah rakyat'. Semuanya dalam huruf kapital. Namun, tanah kering tampak di tengah makan tanpa bekas taburan kembang. Selain itu, ada enam makam kecil di depan bangunan makam Marhaen, nampak tidak terlalu terurus karena tertutup daundaun kering. Makam-makam itu adalah makam Udung dan istrinya dan beberapa saudara Ayid. Di sisi kanan bangunan makan Marhaen merupakan lahan kosong yang penuh tumpukan batu bekas bangunan. Ada enam makam juga di sana dengan kondisi yang cukup memprihatinkan. Rumput tumbuh subur di empat makam. Dua kubur lain dikelilingi pagar bambu dan tanaman merambat. Area itu sebagian sebagai jemuran pakaian. Rumah Ayid tidak jauh dari makam itu. Rumah itu dicapai hanya melewati beberapa lorong kecil di antara rumah-rumah. Perempuan itu mengatakan, istri Soekarno, Fatmawati, pernah mengunjungi makam itu. Demikian pula, sepupuh mantan presiden RI Soeharno, Probosutedjo. Selain itu, katanya, belum ada lagi. Menurutnya, kunjungan terakhir menjelang pemilihan umum 2004. Beberapa tokoh partai politik ramai- ramai ke makam kakek Ayid. Kala itu, lanjutnya, mereka, berjanji memugar makam Marhaen serta membantu kehidupan keluarga Marhaen yang masih bekerja sebagai petani. Namun, sejak itu belum ada yang berkunjung ke makam kakeknya. Janji-janji itu pun menguap begitu saja. "Mungkin ada yang bakal ziarah menjelang pemilihan (pemilu) nanti (2014)," katanya. Rumah Ayid sederhana dan tanpa banyak rias. Selain foto keluarga, pada dinding rumah Ayid tergantung gambar Soekarno dalam bingkai yang mulai lapuk. "Gambar itu, mulai 1963 atau 1964," ujarnya. Tak ada potret enam presiden selanjutnya. Ayid tidak banyak komentar mengenai hal itu. "Hanya gambar ini aja yang ada," katanya. Namun, seolah, Ayid tak punya sesuatu pun yang mengingatkan pada kakeknya. Tidak ada gambar sang kakek di rumah itu. "Saya juga tidak terlalu banyak tahu cerita tentang Ki Marhaen," ujarnya.
sumber Artikel Terbaru Seputar Bola dan Prediksi Bola | www.lintasgol.com
Jangan lupa di like...
@osserem Follow juga ya....
0 komentar:
Posting Komentar